Iya. Sepertinya sudah. Kelayapan kali ini akan sedikit membahas kegelisahan Laki-laki.
Saya bersemangat. Seperti itulah saat menulis ini. Saya kalah untuk kesekian kali. bahkan hari ini sudah cukup. Semenjak saya menyapa dia dengan senyum putihnya. Senyum itu selalu bertengger. Hingga kadang lupa jika detik itu juga aku harus mengkristalkan keringat. Senyumnya begitu pipih dan manis seperti manggis. Mungkin juga renyah serupa ... Ah... Tidak... Konyol ini. Apakah saya masih bisa? Itu pertanyaanku.
Namanya Aprilia Putri (biasa dipanggil Chypud) gak tahu berapa pasti umurnya. Namun ia pernah mengaku lewat pesan yahoo dia berumur 18 tahun. Hehehehe. Seolah kalut. Saya begitu senang dan kadang iseng mengganggu dia ketika kerja. Itulah Naluri Laki-laki kata seorang Kawan, Senior, Sahabat, Kakak.
Pernah suatu ketika kegelisahanku memuncak. Aku harus... Yah... Usut punya usut dia pernah berkata "mantan". Inilah waktunya katataku... Xixixixixi... Dengan lantang saya menuliskakan lewat pesan Yahoo jika Saya lebih memilih dia. Tapi apalah jawabnya. Tidak. :-(( Dalam berbagai kesempatan aku juga terus mencoba kemungkinan-kemungkinan cara untuk membongkar celah hatinya. Tapi apa daya. Dia lebih mengganggap aku kakak daripada menjadi pacar. Dengan lantang saya menulis Quotes of the Day "Ditolak". Saat itu juga aku tertidur. Namun, saya dibangunkan yang 1 tepat subuh. Bagus kataku dan terimakasih.
Ternyata tidak berhasil. Saya laki-laki. Diapun berkata jika akan membuka hatinya. Tapi sudahlah. Saya rasa Dia Lebih Memilih Menutup rapat-rapat hatinya daripada dengan Bromocorah yang tak tahu rimbanya.
Saya sakit.
Berikut Soundtrack untuk dia (klik)
Jumat, 18 Februari 2011
Jumat, 11 Februari 2011
Pengakuan 6
Tentang Ketakutan di subuh
Embun, imajinasiku
tidak pernah selesai tentang-Mu.
Catatanku
tidak pernah menemui ujung
hingga ia mengadu pada-Mu.
Karena kegelisahanku tak akan sepi tanpa Hidup-Mu.
Terus kemana dan aku harus dimana?
Hari Pertama Ramadan 1431
Embun, imajinasiku
tidak pernah selesai tentang-Mu.
Catatanku
tidak pernah menemui ujung
hingga ia mengadu pada-Mu.
Karena kegelisahanku tak akan sepi tanpa Hidup-Mu.
Terus kemana dan aku harus dimana?
Hari Pertama Ramadan 1431
Kelayapan
Sangat ingin menulis keseharian. Walau akhirnya tetap terlambat, Namun Akhirnya Aku mulai.
Semula semacam catatan harian ini akan saya Tulis ketika Masa kuliah. Namun hehehehehe... Baru bisa memunculkan berupa cerita saat ini 11-02-2011. Masih belum jelas konsep apa yang akan saya tawarkan pada tulisan-tulisan berikutnya Blog ini.
Ah...
Lebih baik bercerita tentang yang senang terlebih dahulu. Atau mungkin tentang masa kanak saja mungkin lebih enak...
Perkenalkan Saya Arfan Fathoni, mungkin umur sudah 24 tahun atau 23 tahun. Sepengtahuan ku dari cerita beberapa orang aku lahir di tahun 1986. Namun kenyataannya tertulis jelas pada KTP jika aku terlahir di Ponorogo, 25 Desember 1986. Cukup unik juga. Lahir berbarengan dengan hari yang ditunggu oleh kaum nasrani. Mungkin jika aku terlahir di keluarga Kristen bisa saja Nama ku Natan. Karena Arfan Fathoni nama Islam. :-)
Kejadian bermula ketika keluargaku dipaksa untuk membuatkan AKTA kelahiran. Tepatnya tidak tahu. Ketika itu umurku masih 4 tahun. Ketika presiden waktu itu masih Soeharto. Pemerintah Soeharto mengadakan pembuatan AKTA Kelahiran secara Masal. Tanpa pikir panjang keluargaku yang Tergolong Keluarga apa adanya wajib memberikan saya AKTA dengan mendaftarkan saya.
Tanpa disadari jika terdapat syarat yang cukup mencengangkan dan mengecewakan. Tertulis jelas di papan pengumuman yang bisa mengikuti program ini hanya Anak, Orang dewasa, Tua, Muda dengan batas minimal Tahun 1985.
Menurut cerita eyang SARBI eyang saya. karena mendapat saran dari Pak Carik, Akhirnya keluarga kami dengan terpaksa mendaftarkan saya sesuai sarat yang telah tertera dan menyerahkan semuanya ke Pak Carik(semoga saat ini beliau masih diberi kesehatan).
Dari sini Awal mula kegelisahan. Aku harus bersekolah. Di taman kanak-kanak(TK). Secara umur fisik masih belum cukup. Namun secara Umur yang tertera di AKTA Kelahiran sudah wajib. Alamak.
Namun, Aku pun harus tetap bersekolah. TK Bustanul Atfal Aisyah Wonoketro ialah sekolahku. Aku cukup kecil untuk paham kenapa aku bersekolah di sini. Tak ada yang istimewa selain tembok yang sudah bata yang kokoh.
Aku tergolong sebagai siswa yang bengal. Dalam berbagai kesempatan selalu yang terbelakang. Tak tahu, mungkin aku tidak bisa atau tak tahu aku. Dalam bayanganku, Aku terlalu kecil untuk bersaing dengan kawanku yang galak dan begitu bongsor menurutku...
Tapi ya sudahlah. Sampai disini dulu catatan ini...
Hari ini Tanggal 11-02-2011 tak ada yang istimewa. Selain Magrib kawan karib harus jadi pembicara dan menserviskan Ponsel ibu. :-)
Untuk perempuan masih sepi dan mungkin keadaan ini akan berlangsung lama. Walau dia Lumayan cantik tapi tembem.
Quotes hari ini. Saya ingin membantah kutipan ini.
Kasih ibu sepanjang Jalan, Kasih anak sepanjang Sapu tangan adalah tidak benar.
Semula semacam catatan harian ini akan saya Tulis ketika Masa kuliah. Namun hehehehehe... Baru bisa memunculkan berupa cerita saat ini 11-02-2011. Masih belum jelas konsep apa yang akan saya tawarkan pada tulisan-tulisan berikutnya Blog ini.
Ah...
Lebih baik bercerita tentang yang senang terlebih dahulu. Atau mungkin tentang masa kanak saja mungkin lebih enak...
Perkenalkan Saya Arfan Fathoni, mungkin umur sudah 24 tahun atau 23 tahun. Sepengtahuan ku dari cerita beberapa orang aku lahir di tahun 1986. Namun kenyataannya tertulis jelas pada KTP jika aku terlahir di Ponorogo, 25 Desember 1986. Cukup unik juga. Lahir berbarengan dengan hari yang ditunggu oleh kaum nasrani. Mungkin jika aku terlahir di keluarga Kristen bisa saja Nama ku Natan. Karena Arfan Fathoni nama Islam. :-)
Kejadian bermula ketika keluargaku dipaksa untuk membuatkan AKTA kelahiran. Tepatnya tidak tahu. Ketika itu umurku masih 4 tahun. Ketika presiden waktu itu masih Soeharto. Pemerintah Soeharto mengadakan pembuatan AKTA Kelahiran secara Masal. Tanpa pikir panjang keluargaku yang Tergolong Keluarga apa adanya wajib memberikan saya AKTA dengan mendaftarkan saya.
Tanpa disadari jika terdapat syarat yang cukup mencengangkan dan mengecewakan. Tertulis jelas di papan pengumuman yang bisa mengikuti program ini hanya Anak, Orang dewasa, Tua, Muda dengan batas minimal Tahun 1985.
Menurut cerita eyang SARBI eyang saya. karena mendapat saran dari Pak Carik, Akhirnya keluarga kami dengan terpaksa mendaftarkan saya sesuai sarat yang telah tertera dan menyerahkan semuanya ke Pak Carik(semoga saat ini beliau masih diberi kesehatan).
Dari sini Awal mula kegelisahan. Aku harus bersekolah. Di taman kanak-kanak(TK). Secara umur fisik masih belum cukup. Namun secara Umur yang tertera di AKTA Kelahiran sudah wajib. Alamak.
Namun, Aku pun harus tetap bersekolah. TK Bustanul Atfal Aisyah Wonoketro ialah sekolahku. Aku cukup kecil untuk paham kenapa aku bersekolah di sini. Tak ada yang istimewa selain tembok yang sudah bata yang kokoh.
Aku tergolong sebagai siswa yang bengal. Dalam berbagai kesempatan selalu yang terbelakang. Tak tahu, mungkin aku tidak bisa atau tak tahu aku. Dalam bayanganku, Aku terlalu kecil untuk bersaing dengan kawanku yang galak dan begitu bongsor menurutku...
Tapi ya sudahlah. Sampai disini dulu catatan ini...
Hari ini Tanggal 11-02-2011 tak ada yang istimewa. Selain Magrib kawan karib harus jadi pembicara dan menserviskan Ponsel ibu. :-)
Untuk perempuan masih sepi dan mungkin keadaan ini akan berlangsung lama. Walau dia Lumayan cantik tapi tembem.
Quotes hari ini. Saya ingin membantah kutipan ini.
Kasih ibu sepanjang Jalan, Kasih anak sepanjang Sapu tangan adalah tidak benar.
Langganan:
Postingan (Atom)