Sabtu, 02 Oktober 2010

Distorsi Dilema.

Bukan untuk siapa-siapa???

- Tapak yang terjejak. Merangkak aku pada
detik yang menapak di masa ini.

- Kilap warnanya, hitam awak berupa tanah
semerah darah.

- Sebagian ini yang tergantung di Pelupuk mata
yang mendeham-deham.

- Lihat di ujung-ujung itu terihat ada cerah
dengan air yang berteriak.

- Begitu kelam hitam dan terbenam kusu'
seperti rukuk melihat jalan-jalannya yang belum tertapak.

- Pandangnya Kosong penuh tanda tanya besar?
Atau bahkan memulai menghitung kesadarannya.
Ataukah sudah lantah kemauannya.

- Serupa gelas-gelas yang kosong. Karena,
dilema ini begitu menyiksa dan terus meringkuk di muka


Sidoarjo, 2009

Tidak ada komentar: